Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Nusa Tenggara Timur (NTT), Mutiara Mauboy, mengemukakan bahwa 81 persen anak di provinsi kepulaun itu menghabiskan waktunya setiap hari dengan menonton televisi, khususnya segmen hiburan dan sinetron.
Selain itu, menurut dia di Kupang, Rabu, 67 persen anak-anak NTT yang berusia antara 10 hingga 15 tahun, sudah pernah mengunduh situs porno melalui Internet, dengan waktu rata-rata minimal tiga jam.
"Mereka yang mengunduh berusia 10 hingga 15 tahun, dan paling banyak di antara 10 hingga 13 tahun dengan jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak saat menggunakan Internet minimal tiga jam sekali ke warnet atau sekali digunakan. Dalam satu hari bisa beberapa kali mengunduh Internet," katanya.
Dia mengatakan hal itu sebagai bagian dari hasil penelitian yang dilakukan KPID di seluruh wilayah NTT untuk melaksanakan tugas melek media (media literacy) kepada masyarakat.
Dari hasil olahan data yang diperoleh di lapangan, kata Ny Mutiara, 81 persen anak-anak menonton televisi setiap hari, dan rata-rata menghabiskan waktu di atas tiga jam dengan pilihan acaranya adalah hiburan dan sinetron.
Sebanyak 67 persen lainnya yang berusia 10 hingga 15 tahun, dikatakannya, sudah pernah mengunduh situs porno, dengan jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak saat menggunakan internet minimal tiga jam sekali ke warnet atau sekali menggunakan warnet, dengan intensitas sehari bisa lebih dari satu kali ke warnet.
Sedangkan, anak-anak dengan usia tersebut yang sudah menonton filem porno sebanyak 61 persen, dan 64 persen menghabiskan waktunya setiap hari untuk bermain playstation, 41 persen memilih televisi sebagai pilihan pertama sebagai temannya setiap hari, dan sisanya terbagi dalam media yang lain.
Terhadap prosentase anak-anak yang membaca buku, menurut dia, sebanyak 32 persen dan yang dibaca adalah buku pelajaran saja dan tidak membaca buku cerita, surat kabar serta majalah, dengan alasan karena banyaknya tugas.
Sementara itu, ia juga mengemukakan, ada juga anak-anak yang juga mendengar radio berjumlah 31 persen, dengan pilihan untuk mendengar musik dan hiburan sebanyak 68 persen dan yang mendengar siaran pendidikan dan kebudayaan hanya berjumlah tiga persen.
0 komentar:
Post a Comment