Friday, November 11, 2011

Bandara di Indonesia Abaikan Pengawasan

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono menilai pembangunan bandar udara internasional di Indonesia kerap mengabaikan aspek pengawasan barang masuk. Aparat Bea dan Cukai tak dilibatkan dalam penataan infrastruktur. "Orientasi mereka hanya bisnis,” kata dia kemarin.
Agung menegaskan syarat pembangunan bandara internasional menurut Konvensi Chicago di antaranya harus menyertakan kantor imigrasi untuk pengawasan manusia, kepabeanan untuk pengawasan barang, serta karantina untuk menghalau tersebarnya penyakit.
Karena unsur kepabeanan diabaikan, aparat Bea dan Cukai kerap tidak siap ketika bandara mulai beroperasi. Ia juga menyesalkan Kementerian Perhubungan sebagai otoritas pemberi izin trayek internasional tidak memberi tahu kepada Kementerian Keuangan bahwa bakal ada bandara internasional baru. »Tidak pernah ada pemberitahuan,” ujarnya.
Agung mencontohkan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Bandara udara baru yang beroperasi penuh sejak tiga tahun lalu ini kondisi pelayanan kepabeanan kurang layak. Bahkan ketika beroperasi Kantor Bea dan Cukai belum memasang mesin pemindai. »Akhirnya kami upayakan menggunakan dua mesin x-ray yang diambil dari Teluk Bayur,” katanya.
Upaya ini membuahkan hasil. Agung mengatakan instansinya telah menyita enam kilo sabu-sabu di Bandar Udara Sultan Hasanuddin yang diselundupkan dari Singapura Juli lalu.
Pembangunan Bandar Udara Internasional Lombok, menurut Agung, setali tiga uang. Bandara yang diresmikan 20 Oktober lalu ini sebelumnya tidak memiliki pelayanan untuk pengawasan barang yang masuk dari luar negeri.
Contoh yang sama juga terjadi pada saat pembangunan terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta. Pengelola bandar udara hanya memberi tahu mereka hanya melayani kedatangan domestik. »Ternyata juga ada kedatangan internasional, yang seharusnya melibatkan Bea daN Cukai,” kata dia.
Agung berharap koordinasi dalam pembangunan bandar udara internasional dengan Bea dan Cukai dilakukan sejak awal perencanaan.
Selama ini belum ada satu pun bandar udara internasional di Tanah Air yang pembangunannya dilakukan komprehensif sejak perencanaan. »Semua dilengkapi ketika sudah beroperasi,” katanya.
AKBAR TRI KURNIAWAN

0 komentar:

Post a Comment