Kehamilan ektopik atau yang dikenal orang awam sebagai kehamilan di luar kandungan adalah implantasi (penanaman) ovum yang telah dibuahi di tempat yang tidak semestinya (di luar rahim).
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat.
"Penyebab dari kehamilan ini berbagai macam, namun yang sering terjadi penyebabnya adalah infeksi di saluran tuba atau pernah melakukan operasi di luar kandungan sebelumnya," kata dr Tjahaya PU SpOG MKes, Spesial Kebidanan dan Penyakit Kandungan, RSIA Mutiara Putri
Kehamilan di luar kandungan ini, janin tidak dapat berkembang seperti layaknya janin yang berada di dalam rahim, sehingga kehamilan ini tidak dapat dipertahankan. Komplikasi yang dapat terjadi, akar plasenta menempel lapisan saluran telur tersebut, lalu menimbulkan perdarahan-perdarahan kecil kemudian terlepas spontan. Selanjutnya sisa-sisa jaringan keluar secara spontan yang sering disebut "abortus tuba" (tubal abortion). Akar plasenta menembus lapisan saluran telur tersebut, dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dengan akibat yang ditimbulkan adalah pendarahan hebat yang dapat menimbulkan kematian.
Tidak ada gejala atau tanda yang khas pada kehamilan ektopik ini. Pada awalnya wanita akan merasakan hal yang sama dengan kehamilan normal lainnya. Gejala timbul bila telah terjadi perdarahan yang berarti di dalam dinding perut.
Gejala tersebut adalah rasa nyeri pada daerah panggul atau perut, perdarahan dari kemaluan, pingsan atau pandangan berkunang-kunang akibat kekurangan darah. Itu sebabnya, penting untuk melakukan deteksi dini kehamilan ektopik pada kehamilan awal.
Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik dapat hamil lagi, hanya saja memiliki risiko kehamilan ektopik berulang sebesar tiga kali lipat lebih tinggi daripada wanita tanpa riwayat. Dan apabila saluran tuba masih baik, kemungkinan untuk masih ada.
0 komentar:
Post a Comment